Assalamu’alaikum!
Ya, di sela-sela kesibukan yang tengah merajalela (?) akhirnya saya sempetin
juga posting *walau cuma co-pas dari file di laptop enggak apa-apa, kan?* Oh,
ya, Salimah akan posting kisah Islami lagi, nih... *habisnya yang ada di
laptop ini, og* Okelah, langsung aja, yaa...
Pergi ke Tukang Cukur
“Saya mau pergi dulu!” kata si Jaha kepada istrinya.
“Pergi ke mana?” timpal istrinya.
“Jangan terlalu lama!” sahut istrinya dari belakang.
Sesampainya di tempat tukang cukur, Jaha langsung duduk di atas kursi yang
biasa disediakan untuk bercukur.
“Jangan terlalu pendek dipotongnya! Biasa saja, supaya tidak terlihat
pelontos,” pinta si Jaha kepada tukang cukur.
“Ya, sesuai permintaan Tuan!” kata tukang cukur.
Tak lama kemudian, tukang cukur mengambil gunting dan sisir. Setelah dirapikan
sedikit, rambut Jaha sedikit demi sedikit dipotong.
“Wah, ada berita aneh!” kata Jaha yang saat itu sedang membaca surat kabar.
“Ada berita apa, Pak?” tanya tukang cukur sambil menggilirkan sedikit kepala
Jaha.
“Anak laki-laki berkembar siam tetapi hanya berkaki dua! Sungguh mengagetkan!
Ternyata hidup itu tidak selamanya normal dan mengasyikkan,” jawab Jaha dan
tambahnya.
“Sungguh ajaib, ya, Pak!” kata tukang cukur sambil mengambil pisau cukur yang
sangat tajam dan cairan buih yang biasa dipakai untuk mengolesi bagian kepala
yang akan dibersihkannya.
“Pak, saya ini sedang mempunyai masalah yang cukup serius. Kalau bisa Bapak
membantunya,” lanjut tukang cukur sambil memegang kepala Jaha.
“Masalah apa?” tanya Jaha sembari melihat ke kaca.
“Adik saya masuk penjara,” kata tukang cukur.
“Kenapa dia masuk penjara?” tanya Jaha.
“Dulu, dia pernah menjadi tukang cukur sepertiku di tempat ini. Suatu hari, ada
seorang pelanggan untuk bercukur. Saat itu, bertepatan dengan musim panen
semangka. Di saat dia sedang mengerok kepala pelanggan dengan pisau cukur,
tiba-tiba dirinya membayangkan bahwa yang sedang dikerok itu buah semangka.
Maka, dalam keadaan tidak sadar kepala pelanggan itu dikupas seperti mengupas
buah semangka,” kata tukang cukur menjelaskan.
Sambil melihat ke arah muka tukang cukur di kaca, Jaha bertanya dengan sedikit
bergetar, “Memang adikmu mengidap penyakit apa?”
“Keluarga kami, hampir seluruhnya pernah terganggu jiwanya, kecuali saya
sendiri,” jawab tukang cukur.
Ketika Jaha melihat ke arah kaca, mata tukang cukur terlihat sedikit memerah.
Jaha langsung meminta menghentikan cukurannya kepadanya. Setelah membayar, dia
pulang ke rumahnya sembari membayangkan kepalanya buah semangka. Sepanjang
perjalanan, dia bergumam bahwa mulai sekarang tidak akan lagi pergi ke tukang
cukur untuk memotong rambutnya. Ia akan memotong rambutnya sendiri.
Nah, gimana komentar kalian menanggapi kisah ini? Apa pembaca sekalian juga tidak akan pergi ke tukang cukur lagi? So, it's your choice. Pilihlah keputusanmu!
Wassalamu'alaikum!
0 komentar:
Posting Komentar